Rabu, 20 Juli 2016

Ekonomi Masyarakat Desa Panglipuran


Bali merupakan daerah tujuan wisata yang sudah dikenal oleh dunia sejak tahun 1920. Sejak saat itu banyak wisatawan asing dan lokal datang ke Bali untuk dapat menyaksikan dan menikmati kebudayaan, keindahan alam dan keramahtamahan penduduk pulau Bali. Karena alasan tersebutlah SMAN 1 Manyar menjadikan pulau dewata menjadi tujuan diadakanya study tour “amazing bali 2016”.Dalam terlaksananya program study tour ini,siswa difasilitasi untuk dapat mengunjungi dan mempelajari berbagai macam budaya dan tempat yang berada di pulau bali.Salah satunya yaitu Desa Adat Panglipuran yang terletak di Kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten Bangli, Propinsi Bali.
Salah satu hal yang membuat kelompok kita tertarik membahas desa panglipuran yaitu segi ekonomi yang menopang kehidupan dari masyarakat di sana karena sangat besarnya potensi desa panglipuran berupa banyaknya wisatawan yang datang sehingga membuka berbagai peluang usaha.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui segala potensi ekonomi yang dimiliki desa panglipuran agar dapat dipahami lebih baik.Selain itu juga untuk memenuhi tugas yang diberikan sekolah kepada kelompok kami.

Ø  TIKET DAN RETRIBUSI DAERAH  

Dalam pandangan pertama kami sebagai wisatawan tentunya salah satu pendapatan dari desa wisata seperti ini salah satunya yaitu dari penjualan tiket masuk yang dikenakan kepada setiap wisatawan yang ingin berkunjung.Harga yang dikenakan kepada wisatawan lokal dan mancanegara tentu berbeda yaitu Rp.15.000 untuk lokal dan Rp.25.000 untuk wisatawan mancanegara. Menurut tour guide kami,pengunjung desa panglipuran terus mengalami kenaikan meskipun terkadang tidak signifikan,tentunya penjualan tiket juga semakin laku.Namun sayangnya hasil penjualan tiket tidak seluruhnya masuk ke pendapatan desa namun dipotong oleh retribusi sesuai Surat Keputusan Bupati Daerah Tingkat II Bangli Nomor 115 Tanggal 29 April 1993 hasil penjualan tiket dibagi 60:40 yaitu 60% untuk pemerintah daerah & 40% untuk desa. 40% untuk desa tersebut akan masuk ke dalam kas desa yang nantinya akan diperuntukkan untuk pembangunan dan pemerataan kesejahteraan masyarakat. Tidak lain juga sebagai pemberdayaan hutan bambu yang terdapat di daerah tersebut, guna terus mengembangkan bakat dan seni masyarakat melalui media bambu.


.
Pintu masuk Desa Panglipuran.



Ø  PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM & MANUSIA

Wilayah geografis desa panglipuran yang memiliki suhu dan ketinggian yang cocok untuk bercocok tanam dan juga ditumbuhi oleh berbagai tumbuhan yang dapat dimanfaatkan seperti bambu, tanaman herbal dan lain-lain. Tidak lain juga mereka memiliki hutan bambu yang cukup luas tidak jauh dari desa tersebut. Mayoritas masyarakat desa panglipuran masih berprofesi sebagai petani tradisional yang masih memanfaatkan dengan baik kekayaan alam yang ada di sekitarnya. Di desa itu hampir semua masyarakat membuka warung yang menjual makanan dan minuman, baik itu makanan  maupun minuman instan ataupun beberapa jenis buah-buahan seperti strowberry dan durian yang baru dipetik, atau minuman tradisional khas panglipuran yaitu “loloh cem-cem” yang terbuat dari daun cem-cem yang diberi rempahrempah lain. Selain menjual makanan dan minuman mereka juga menjual souvenir-souvenir meski tidak semuanya dibuat asli dari desa panglipuran melainkan di datangkan dari daerah pengrajin lain, antara lain kerajinan tangan seperti gantungan kunci, miniatur, patung, kipas dan kain. Tidak hanya sebagai petani, ada beberapa masyarakat tersebut juga ikut dalam agen pariwisata.




Halaman depan salah satu rumah di Desa Panglipuran.

"loloh cem-cem" minuman khas Desa Panglipuran.



Ø  PELUANG KERJA BAGI MASYARAKAT LUAR DESA

Terciptanya desa wisata yang telah diatur oleh PERDA no 6 tahun 1989/03 tahun 2001 dan diperbaharui 03 tahun 2003 tentunya telah membuka peluang kerja,tak hanya bagi masyarakat desa panglipuran saja namun masyarakat luar desa yang ikut andil dalam kegiatan pariwisata.Yang pertama yaitu tentunya agent wisata yang bertugas mengenalkan dan memfasilitasi para wisatawan untuk datang ke tujuan wisata tertentu, tentunya agent wisata seperti ini akan mendapat beberapa bagian dari hasil penjualan tiket atau penjualan di tempat wisata tersebut sesuai perjanjian antara agent dengan pengurus tempat wisata.Bagusnya, untuk orang yang ingin bergabung ke dalam agent tour tersebut haruslah orang bali, sehingga minimal ia memiliki ilmu pengetahuan tentang pulau bali, dan hal ini juga bagus untuk mengurangi pengangguran di pulau dewata ini sendiri. 
Bagi wisatawan seperti kami,tentunya saat istirahat setelah lelah berkeliling di tempat wisata,pasti memerlukan beberapa konsumsi untuk dikonsumsi beberapa siswa atau peserta study tour, mengingat banyaknya jumlah makanan yang dibutuhkan berarti kita harus memesan makanan tersebut kepada pihak catering disekitar desa panglipuran terlebih dahulu.Kegiatan catering seperti ini tentunya membutuhkan banyak orang dan tentu akan menambah penghasilan meskipun pesanan yang datang tidak pasti.
Yang terahkir yaitu penyuplai souvenir,menurut  salah satu narasumber kelompok kami yaitu salah satu masyarakat asli desa panglipuran bapak I Wayan Balik Suandra, souvenir yang dijual disini tidak semuanya dihasilkan dari desa panglipuran , itu berarti para perajin kerajinan dapat mendapat penghasilan melalui penjualan karya seninya di desa panglipuran.



Salah satu rumah di Desa Panglipuran.


KESIMPULAN

Dari kegiatan study tour “Amazing bali 2016” yang salah satunya diadakan di desa panglipuran dapat kelompok kami simpulkan bahwa masyarakat panglipuran dapat memaksimalkan potensi ekonomi yang ada di daerahnya sehingga dapat memajukan kesejahteraan baik bagi penduduk lokal maupun kepada pemerintah daerah dengan kontribusi retribusi daerah panglipuran tersebut. Usaha untuk memaksimalkan potensi ekonomi desa panglipuran  tentunya dilakukan dengan unsur-unsur yang menjunjung tinggi adat istiadat karena hal tersebut merupakan jati diri asli desa panglipuran sejak dahulu yang dapat tercermin dengan pemanfaatan sumber daya alam secara arif bijaksana, dalam menjaga kerukunan antar warga yang berprofesi sama-sama sebagai pedagang dan menjaga kebersihan dan kelestarian desa yang tentunya, manfaat nya akan dirasakan sendiri oleh masyarakat panglipuran dan wisatawan yang akan datang berkunjung.

             Kuatnya arus perkembangan zaman modern juga mempengaruhi kehidupan yang dijalani oleh masyarakat disana, namun cerdasnya adaptasi yang dilakukan  oleh masyarakat panglipuran  membuat kegiatan perekonomian disana menjadi semakin lebih maju dengan kerja sama dengan berbagai pihak yang saling menguntungkan. 



Proses wawancara dengan I Wayan Balik Suandra.

Proses pengumpulan data melalui wawancara.

Kelompok kami di Desa Panglipuran.


DAFTAR PUSTAKA